Learning Journal Ekonomi Politik Internasional (Semester 4)

Nama: Divya Naila Lestari - 1916071005
Dosen Pengampu: Tety Rachmawati, S.IP., M.A.


sumber gambar: Good News From Indonesia

Pertemuan 1 (Rabu, 31 Maret 2021)

  Materi: Pengantar Ekonomi Politik Internasional (Ekonomi dan Politik)

Ekonomi adalah suatu kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Ekonomi politik meliputi antarnegara, bagaimana suatu politik dalam bisnis karena ekonomi dapat memengaruhi kebijakan dalam suatu negara.
Ekonomi politik berbeda dengan ekonomi biasa pada umumnya.

Beberapa pengertian ekonomi politik dari tokoh Adam Smith dan John Stuart Mill, yaitu:
a. Adam Smith: cabang ilmu seorang negarawan dan dasar pengelolaan ekonomi yang bijak.
b. John Stuart Mill: ilmu ekonomi politik mengajarrkan bangsanya bagaimana menjadi kaya dan ekonominya menjadi kuat karena politik suatu negara memiliki kaitan dengan ekonomi.

WTO (World Trade Organization) memiliki perjanjian jika negara tidak boleh menaikkan tarif dagang yang merugikan.

Aktor : Negara, Multinational Corporations (MNC), IMF, World Bank, WTO.
Cakupan: perjanjian perdagangan regional seperti NAFTA, CAFTA, AFTA.

Fokus ekonomi politik internasional : bagaimana ekonomi memengaruhi kebijakan suatu negara.

Pertemuan 2 (Rabu, 7 April 2021)

Materi: Macam-macam Perspektif Ekonomi Politik Internasional - Merkantilisme, Liberalisme, Marxis, dan Teori-Teori Kontemporer

Perspektif adalah asumsi, cara pandang, atau sudut pandang yang menjadi dasar ketika fenomena ekopolin. Contohnya ketika melihat perang dagang dengan perspektif liberalisme atau dapat juga dengan menggunakan perspektif yang berbeda.

    1. Merkantilisme = memandang keadaan yang anarki dalam ekopolin. Tujuan merkantilisme adalah memperkuat negara, menganggap bahwa politik yang paling kuat, yang dapat membuat suatu perubahan ekonomi adalah negara karena dianggap sebagai arena konflik. 

Hal-hal ekonomi politik internasional dengan perspektif merkantilisme:
- Berdampak pada politik dan militer. Militer dan politik digunakan sebagai salah satu kekuatan negara.
- Adanya pembebasan impor dan mempersempit ekspor. Karena merkantilisme tidak ingin bergantung pada negara lain sehingga sangat menekan impor.
- Sifat perdagangan merkantilisme adalah zero sum game.
- Merkantilisme adalah ide kolonialisme yang mencari negara jajahan. Kebanyakan dari negara Eropa Barat. Saat itu juga kekuatan ekonomi terbesar adalah Inggris (Pax Britannica).
Karena dianggap terlalu menekan negara secara berlebihan dan merugikan negara lain menyebabkan merkantilisme di kritik dan terjadi konflik, sehingga saat ini merkantilisme sudah ditinggalkan dan digantikan oleh liberalisme dan kapitalisme yang dianggap membawa perubahan dan banyak negara yang melihat kesuksesan liberalisme.

Pertemuan 3 (Rabu, 14 April 2021)

Materi: Liberalisme

Prinsip Liberalisme adalah kepentingan suatu negara akan dicapai bersama. Liberalisme sangat menghindari konflik berbalik dengan merkantilisme.
Liberalisme mengatakan : aktor internasional bersifat rasional, mencapai kepentingan bersama dan sama-sama mendapat keuntungan.
Aktor yang berperan dalam liberalisme adalah pasar. Pasar sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Negara tidak memiliki kewenangan mengatur pasar. Bila pasar sejahtera maka negara akan ikut sejahtera. Negara dilarang mencampuri urusannya (intervensi) khususnya pada tender. Negara percaya bila pasar diberi kebebasan maka akan kaya, dapat saling bekerja sama, sukses, dan perekonomian negara ikut baik.
- Inggris adalah salah satu negara yang menerapkan prinsip liberalisme.
- Tokoh liberalisme ekonomi adalah Adam Smith dan David Ricardo.
Dalam liberalisme, negara harus menciptakan spesialisasi barang serta tidak terlalu mahal saat menciptakan kegiatan ekonomi, hal ini dilakukan karena negara membatasi pasar untuk mencegah adanya pasar lain yang menguntungkan.
Yang boleh dilakukan negaara menurut liberalisme adalah:
- Menjamin keamanan
- Kepastian hukum
- Melindungi hak milik
- Mencegah terjadinya monopoli (intervensi negara)
- Pemberian subsidi dari pemerintah
Liberalisme mengatakan "negara harus saling menguntungkan untuk menciptakan perdamaian".

Pertemuan 4 (Rabu, 21 April 2021)

Materi: Kapitalisme

  • Kapitalisme lahir karena ada anggapan bahwa liberalisme kurang tepat.
Kapitalisme mengedepankan indivudu. Ekonomi akan berjalan ketika kepentingan individu ikut dijalankan, sehingga ekonomi boleh dikelola individu tidak hanya negara.
Faktor produksi individu melebihi kapasitas negara.
Kritik Kapitalisme dari Marxisme
 - Terjadinya 2 kelas yaitu: borjuis dan proletar. Hal ini menyebabkan terjadinya kelas sosial dan eksploitasi kelas.
 - Menganggap bahwa keuntungan berasal dari buruh.
 - Mencari pasar baru untuk keuntungan yang lebih, mencari tempat baru untuk membayar buruh murah, sasarannya adalah negara berkembang.
 - Kapitalis dianggap hanya menguntungkan pemilik modal, karena buruh tidak mempunyai pilihan (terbatas).
 - Menggunakan sistem dunia bila ingin melihat ekopolin.
 - Kelas sosial yang lebih dominan adalah borjuis.
 - Kelas proletar tidak dapat melakukan banyak hal.
 - Marxis melihat interdependensi kapitalis sebagai depedensi.
Terdapat ramalan dari Karl Marx, apabila barang yang dijual tidak laku habis maka kapitalis dapat gulung tikar hal itu membuat borjuis melakukan revolusi sosial.
 - Negara core akan diuntungkan dari periphery (berkembang) yang menyebabkan negara berkembang mengalami banyak ketergantungan.
 - Teknologi negara core lebih maju.
  • Perspektif Ekonomi Politik Global Kontemporer
- Dualisme ekonomi (liberalisme)
- Modern word system (marxisme)
- Hegemonic stability (liberalisme)

Petemuan 5 (Rabu, 28 April 2021)

Materi: Strukturalisme

- Strukturalisme menolak teori keunggulan komparatif David Ricardo dan teori pembangunan Harood-Dommar.
- Menurut Rostow teori dari paham liberal, pembangunan negara terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
  1. Tradisional ( masyarakat pertanian)
  2. Tingkat landas (tidak mengandalkan pertanian, sudah mengolah dan didominasi oleh industri)
  3. Konsumsi masal (konsumsi masyarakat yang besar)
Harood-Dommar mengatakan jika suatu masyarakat ingin pada tahap tinggal landas maka harus memiliki investasi
Kritik dari strukturalis:
- Investasi negara berkembang menyebabkan kerusakan akibat adanya hubungan negara berkembang dengan negara maju, sehingga menimbulkan keterbelakangan ekonomi dan kelas. Negara berkembang menjadi ketergantungan pada negara maju bahkan bisa menimbulkan konflik ketika negara periphery di eksploitasi terus-menerus.
- Adanya penghapusan kelas.
Rekomendasi pembangunan ekonomi dari strukturalisme: memutus kerjasama dengan negara lain dan menjadi negara mandiri, percepatan industrialisasi  (transformasi ekonomi negara berkembang/ subtitusi impor).

Pertemuan 6 (5 Mei 2021)

Materi: Kosmopolitanisme

Kosmopolitanisme adalah perspektif yang menggunakan sifat kemanusiaan. Acuannya adalah liberalism. Kosmopolitanisme berpendapat bahwa manusia tidak hanya warga negara, namun juga warga dunia.

Tokoh dalam teori ini adalah Immanuel Kant.

Kant mengungkapkan bahwa dalam ekonomi terdapat interdependensi (ketergantungan) pada saat globalisasi. Teori ini yakin bila manusia dapat mencapai kepentingannya bila bekerjasama.

Akibat adanya globalisasi menimbulkan persoalan seperti industri yang mencemari lingkungan, gaji buruh, hak anak, pekerjaan, dan lain sebagainya. Teori ini percaya bila suatu persoalan yang terjadi dalam kehidupan adalah tanggung jawab bersama. Dalam menyelesaikannya, terdapat institusi internasional yang terdapat norma-norma sehingga persoalan dapat teratasi.


Pertemuan 7 (19 Mei 2021)

Materi: Negara dan Pembangunan Ekonomi                                              

Pembangunan berkaitan erat dengan negara yang memiliki ekonomi maju maupun negara yang memiliki ekonomi dalam tahap perkembangan. Menurut United Nations (UN) terdapat negara dengan pendapatan rendah dan kendala dalam pembangunan berkelanjutan (Least Developed Countries). Negara-negara yang masuk dalam kategori tersebut berjumlah 47 negara, termasuk beberapa di negara Afrika, Asia Selatan, bahkan Timor Leste termasuk didalamnya.

Teori-teori yang menganjurkan peran negara dalam ekonomi (pembangunan ekonomi):

1. Developmental Theory.

2. Big Push Theory (Ronstein Rodan).

3. Keynesian.

4. Teori Developmental State.

·         Keynesian melihat adanya Great Depression 1929 (nilai saham yang turun, perusahaan bangkrut, dan terjadi kredit besar di Amerika Serikat puncaknya pada 24 Oktober 1929). Akibatnya terjadi krisis dan berimbas pada negara-negara lainnya, sehingga dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam mengatur ekonomi negara.

·         Teori Developmental State, membutuhkan peran negara dalam proses industrialisasi.

·         Developmental Theory, suatu negara agraris menuju negara modern. Terdapat developed countries & less developed countries. Menurut developmental theory, perdagangan internasional di negara maju akan menjadi alat pertumbuhan dan menciptakan keuntungan dari produk-produknya. Sedangkan negara berkembang cenderung pesimis terhadap perdagangan, kemampuan menabung rendah, sehingga berimbas pada investasi yang menyebabkan industri tidak efisien/ maju. Strategi yang harus dilakukan oleh developmental theory yaitu protectionism (hambatan tariff & non tariff) dan import substitution.

Teori Pembangunan Menurut Para Ahli

1.       W.W Rostow

Tahap pembangunan yang harus dilalui negara untuk menjadi negara yang maju yaitu:

                1. Masyarakat tradisional (produksi masyarakat masih primitive).

                2. Persyaratan untuk lepas landas (mencoba mengubah produksi tradisional).

                3. Take off (pasar sudah terbuka, terjadinya investasi).

                4. Gerarakan kea rah kedewasaan  (produksi dengan tekonologi modern).

                5. Masyarakat konsumsi tinggi dalam memenuhi kebutuhan, kepuasan hidup, dan                               produk mewah.

2. Paul Baran

Negara berkembang sulit mengejar ketertinggalan dengan negara maju, kecuali negara berkembang melakukan revolusi, mendapatkan suplus income, memaksimalkan SDA, dan produksi olahan dengan teknologi.

2.       Arthur Lewis

Membagi 2 perekonomian:

                1. Tradisional: produktivitas rendah, namun tenaga kerja tinggi.

                2. Modern: tenaga kerja rendah, produktivitas tinggi.

Perekonomian tradisional dapat mentransfer tenaga kerja ke ekonomi modern, hal itu menjadi salah satu jalan membangun ekonomi di perekonomian tradisional.

3.       Ronstein Roden

Pelopor big push theory (negara dapat melakukan pembangunan ekonomi mengandalkan investasi dalam negeri sebagai pendorong ekonomi).

 

Pembangunan Ekonomi dalam Sudut Pandang Liberal, Neo-Marxis, dan Strukturalis

1. Liberal

Sudut pandang: penjamin pasar bebas (sekunder)

Solusi pembangunan: membuka pasar dan FDI sehingga kebutuhan dasar terjamin.

2. Neo-Marxis

Sudut pandang: memperjuangkan kelas-kelas sosial (primer)

Solusi pembangunan: meningkatkan produktivitas dalam negeri.

3. Strukturalis

Sudut pandang: menjamin pembangunan ekonomi negara (primer)

Solusi pembangunan: melepaskan diri dari ketergantungan pada negara maju

               

Komentar